Songsong Diskusi Terbatas Peta Jalan Agroindustri Blora 2026-2030
BLORA, OPINIPUBLIK.CO – Dalam perubahan iklim, volatilitas harga komoditas, dan tantangan regenerasi petani, Blora memilih tidak berjalan biasa-biasa saja. Berbekal kekuatan sektor pertanian dan inovasi hijau, Dinas Pangan, Pertanian, Peternakan dan Perikanan (DP4) Blora merancang roadmap agroindustri 2026–2030 untuk mengangkat pendapatan petani, memperkuat hilirisasi, dan mengajak generasi muda menjadikan pertanian sebagai ruang karier yang modern dan menjanjikan.

Kepala DP4 Blora Ngaliman SP, MMA memaparkan posisi sektor pertanian hari ini bukan sekadar pelengkap, tetapi fondasi utama transformasi ekonomi daerah. “Sektor ini merupakan kontributor PDRB terbesar kedua di Kabupaten Blora, dengan porsi 21,15% pada tahun 2024.
Ini modalitas yang sangat kuat untuk melangkah menuju Peta Jalan Agroindustri 2026–2030,” ujarnya. Fokusnya jelas: produk pertanian Blora tidak boleh berhenti di level bahan mentah, tetapi naik kelas menjadi produk olahan yang mampu menyerap tenaga kerja, menaikkan pendapatan petani, dan menguatkan ketahanan pangan daerah.
Angka 21,15% kontribusi terhadap PDRB bukan sekadar statistik. Ia menggambarkan satu kenyataan: denyut ekonomi Blora masih sangat ditopang oleh tanah, ternak, dan hasil kebun. Di atas fondasi inilah DP4 menyusun Renstra dan Peta Jalan Agroindustri 2026–2030 yang selaras dengan RPJMN dan visi kepala daerah: “Maju dan Berkelanjutan”.
“Sejalan dengan arahan RPJMN, fokus kami ke depan adalah mendorong pengembangan industri hilir dan penciptaan nilai tambah, agar produk pertanian kita tidak lagi hanya dijual dalam bentuk mentah,” kata Alim (panggilan akrab Ngaliman).
Artinya, setiap hektare sawah, setiap kandang, dan setiap kebun tidak lagi hanya dihitung dari tonase, tetapi dari seberapa besar nilai tambah yang bisa diciptakan di Blora sendiri.
Menurut Alim, DP4 tidak bergerak dengan konsep yang kabur. Roadmap agroindustri dirancang dengan komoditas unggulan yang spesifik, terbagi ke dalam empat kelompok utama yaitu : Tanaman Pangan padi dab Jagung. Hortikultura : bawang merah, cabai merah keriting, cabai rawit. Buah-buahan unggulan: alpukat, kelengkeng, durian, jambu, dan jeruk. Perkebunan: tebu dan tembakau sedang Peternakan :sapi dan kambing.
Komoditas-komoditas ini bukan dipilih secara kebetulan. Mereka adalah hasil pemetaan potensi lahan, kebiasaan budidaya, rekam jejak produksi, serta peluang pasar. Ke depan, setiap komoditas diarahkan tidak berhenti di gabah, jagung pipilan, atau tebu tebang angkut, tetapi terkoneksi dengan industri penggilingan, pakan, pengolahan hasil ternak, industri gula, olahan hortikultura, hingga industri pangan siap saji.
Dari Hulu Ke Hilir

Salah satu pekerjaan besar DP4 adalah menata rantai pasok dari hulu ke hilir. Namun Alim menegaskan, mandat utama DP4 tetap jelas: membina petani agar produksi komoditas unggulan meningkat dan lebih efisien.
“Mengingat tugas pokok dan fungsi Dinas Pangan, Pertanian, Peternakan dan Perikanan adalah membina petani untuk meningkatkan produksi komoditas unggulan,” ujarnya. Dengan kata lain, di titik hulu DP4 bertugas memastikan kualitas benih, pola tanam, kesehatan ternak, hingga efisiensi produksi. Sementara untuk hilirisasi, DP4 menjadi penghubung penting dengan OPD lain, BUMDes, dan investor agar rantai nilai agroindustri ini benar-benar terbentuk.
Hulu yang kuat tanpa hilir akan melahirkan surplus musiman dan harga jatuh. Sebaliknya, hilir yang agresif tanpa hulu yang siap juga berisiko kebergantungan pasokan dari luar daerah. Karena itu, peta jalan disusun untuk memastikan keduanya tumbuh seimbang.
Ekosistem Kemitraan
Transformasi agroindustri mustahil dilakukan oleh pemerintah sendiri. DP4 menyadari, kunci akselerasi ada pada kemitraan yang sehat dan berkeadilan. “Strategi kami adalah menciptakan ekosistem kemitraan yang saling menguntungkan,” tandas Alim. Strategi itu diterjemahkan ke dalam beberapa langkah yakni :
Program Perizinan Usaha Pertanian. Dimana DP4 secara proaktif memfasilitasi investor yang berminat di sektor pertanian Blora, dengan menciptakan iklim investasi yang kondusif dan kepastian perizinan. Targetnya, pelaku usaha tidak hanya datang sebagai pembeli bahan baku, tetapi membangun unit usaha pengolahan di Blora.
Skema Kemitraan yang Jelas dan Transparan “Kuncinya adalah memastikan nilai tambah tetap di Blora,” ujarnya. Itu berarti perjanjian kerja sama yang terukur, pembagian keuntungan yang adil, dan kontrak yang tidak merugikan petani.
Penguatan Kelembagaan Ekonomi Petani. Melalui “Program Penyuluhan Pertanian” dan pembinaan Kelembagaan Ekonomi Petani (KEP), DP4 berupaya mengangkat posisi tawar petani. Petani tidak diharapkan berjalan sendiri-sendiri, tetapi melalui kelompok, gabungan kelompok tani, koperasi, dan BUMDes yang kuat. Dengan model seperti ini, petani tidak lagi diposisikan sebagai pemasok paling lemah di mata rantai, melainkan mitra strategis dalam bisnis agroindustri.
Cetak SDM Tangguh

Hilirisasi tanpa SDM adalah slogan kosong. DP4 menempatkan penguatan sumber daya manusia sebagai pilar utama. “Penguatan SDM adalah pilar utama kami,” jelas Kepala DP4. Melalui Program Penyuluhan Pertanian, beberapa instrumen penting dijalankan: Sekolah Lapang Kelompok Tani. Sub-kegiatan “Pembentukan dan Penyelenggaraan Sekolah Lapang Kelompok Tani” menjadi sarana praktik langsung. Di sini, petani belajar bukan di ruang kelas formal, tetapi di lahan sendiri: bagaimana mengelola tanah, memanfaatkan teknologi, mengendalikan hama, hingga membaca tren pasar.
Bimbingan Teknis (Bimtek) Spesifik. DP4 menyusun materi pelatihan yang langsung menyentuh kebutuhan agroindustri. Salah satu contohnya: “Pelatihan Pengolahan Kotoran Ternak menjadi Pupuk Organik”. Dari yang sebelumnya dianggap limbah, kotoran ternak diubah menjadi komoditas bernilai jual dan sekaligus solusi pemulihan kesuburan tanah.


.gif)