PATI, OPINI PUBLIK.CO– Di bawah terik siang Sabtu (15/11/2025), ratusan warga Desa Pelem Gede dan desa-desa sekitarnya memadati tepi jembatan Kudur. Momen ini menjadi penanda berakhirnya masa-masa sulit yang dialami warga sejak jembatan ambrol dihantam banjir besar pada Februari 2025.
Bupati Pati H. Sudewo, ST., MT., didampingi istrinya, Atik Kusdarwati, hadir langsung meresmikan jembatan yang menjadi jalur utama penghubung Puncakwangi–Blora tersebut. Camat Puncakwangi Udhi H. Nugroho, S.STP., M.Si., perwakilan Dinas PU, 19 kepala desa, tokoh masyarakat, hingga warga yang datang tumpah ruah menggambarkan betapa pentingnya infrastruktur ini bagi kehidupan sehari-hari mereka.
Ketika banjir menghantam awal Februari lalu, jembatan Kudur tidak mampu menahan derasnya arus. Struktur lama yang rapuh tergerus hingga longsor, memutus total akses utama yang selama puluhan tahun menjadi jalur mobilitas warga Puncakwangi, Desa Pelem Gede, hingga ke wilayah Blora.
Putusnya jembatan bukan hanya persoalan teknis. Dampaknya merembet ke semua lini: petani kesulitan mengangkut hasil panen, pedagang harus memutar lebih jauh untuk mencapai pasar, sekolah dan layanan dasar terhambat, dan biaya logistik meningkat.
“Kami seperti terputus dari dunia luar. Mau ke Blora atau ke pasar harus memutar jauh,” kata salah satu warga
Kuatkan Kehidupan Warga

Bupati Pati Sudewo dalam sambutannya menegaskan bahwa pembangunan kembali jembatan Kudur merupakan bentuk komitmen pemerintah daerah terhadap kebutuhan mendasar masyarakat.
“Alhamdulillah, jembatan ini kini berdiri dengan kualitas yang baik dan kuat. Ini bukan hanya bangunan, tetapi penghubung harapan warga untuk aktivitas ekonomi, pendidikan, dan sosial,” ujar nya.
Ia mengakui bahwa kerusakan jembatan pascabanjir membawa dampak besar. Karena itu, pembangunan ulang dilakukan dengan spesifikasi lebih kuat untuk memastikan jembatan bertahan dalam kondisi ekstrem.


.gif)